Membangun rumah tangga dalam suatu ikatan perkawinan dapat diibaratkan membangun
sebuah konstruksi bangunan rumah. Pada awalnya biasanya dimulai dengan membayangkan
bentuk-bentuk bangunan yang indah, kokoh - kuat dan hal-hal lain yang akan mendukung
kebahagiaan para penghuni nantinya.
Memang kita bisa merencanakan kemegahan bangunan dan arsiteknya. Namun hal yang sangat penting adalah fondasi untuk menopang bangunan tersebut. Jika fondasinya aman, kokoh, kuat, maka bangunan tersebut akan bisa diharapkan tahan terhadap terpaan panas, dingin, hujan, angin, badai atau gempa yang pasti, cepat atau lambat akan datang. Harapan semua orang adalah rumah tangga yang dipenuhi rasa cinta, yang tidak lekang oleh panas dan tidak lapuk karena hujan.
Kebahagiaan dalam perkawinan tidak datang atau tercipta dengan sendirinya. Masalah-masalah rumah tangga akan menjadi masalah yang serius jika tidak diketahui cara menghadapinya. Sebab tidak ada satupun rumah tangga yang bebas dari godaan, cobaan, ujian, percekcokan,atau pertikaian yang dapat berujung pada perceraian. Keluarga sakinah, wawaddah warahmah, bisa hanya tinggal kenangan.
Suami - isteri dalam suatu rumah tangga, apapun golongan dan kelasnya tidak selamanya mempunyai pandangan hidup yang sama dalam segala hal. Rambut di kepala boleh sama hitam, tetapi isi kepala sedikit banyak pasti berbeda. Justru karena adanya perbedaan antara kedua insan itu, mereka mencapai kesepakatan untuk bersatu, mendirikan suatu rumah tangga idaman yang dari awal mereka cita-citakan.
Untuk mempertahankan persatuan sakral dalam perbedaan itu diperlukan sarana
pengikat. Sarana pengikat ini perlu diciptakan, dipedomani dan disepakati dari
masa – masa awal perkenalan. Sarana itu selanjutnya dipelihara dan dipertahankan
baik-baik, dan d imana perlu dilakukan revisi untuk perbaikan berkelanjutan,
dan revisi tersebut langsung dipraktek-lakukan dan disepakati bersama lagi.
Salah satu sarana pengikat persatuan yang dimaksud disini adalah suatu prosedur
yang untuk gampangnya sebut saja:
"Prosedur Keselamatan Pertengkaran Suami Isteri"
Banyaknya perkataan yang terucap dan tindakan yang dilakukan saat amarah menguasai,
sebanyak itu pula kita melukai diri sendiri.
Prosedur ini menjadi cukup penting untuk mengantarkan para karyawan suatu perusahaan
bekerja dengan ceria, penuh dedikasi dan produktivitas tinggi, yang bisa mengangkat
harkat dan derajat perusahaan menghadapi era bisnis regional atau global yang
lebih luas dan baik dimasa mendatang.
Prosedur ini sebenarnya sudah tidak asing bagi mereka yang sudah berkeluarga.
Hanya sebagai pengulangan diharapkan bermanfaat juga bagi para pengantin tua.
Secara berturut-turut dapat disebutkan langkah-langkah utama dalam prosedur dimaksud sebagai berikut:
"Written by : Ashari AY"