Jangan pernah ragu untuk melepaskan apa yang belum menjadi milik kita. Betapapun
cantiknya, berapapun nilainya, bagaimanapun membutuhkannya, bila belum menjadi
milik kita maka tak ada kekuatan apapun dari kita untuk memperolehnya. Walaupun
tenaga telah diperas, harta telah ludas, fikiranpun telah terkuras, tetaplah keputusan
ada ditanganNya. Allah swt masih menahannya, sampai Ia putuskan apakah pantas
diberikan untuk kita atau ternyata lebih baik bila dijauhkan dari kita. Sebab
Allah mengerti betul untuk kesesuaian, keserasian, kebaikan serta kebutuhan kita.
Allah tidak pernah terlambat dan tidak pernah terlalu cepat. Allah tidak pernah berlebihan juga tidak pernah kekurangan. Allah tidak pernah salah memberi apalagi tertukar dalam memberi dan menakar bagian rezekinya untuk kita. Kapan waktunya, berapa jumlahnya, dari mana datangnya janganlah membebani kita. Jalani saja, ikhtiar selalu dan iringi dengan doa, selebihnya tawakkal kepada Allah swt.
Jangan pernah takut berkurang apa yang telah menjadi milik kita. Betapapun nikmatnya, berapapun pengorbanan untuk meraihnya, bagaimanapun berartinya, bila memang harus berkurang maka tak ada permohonan sekeras apapun dari kita untuk menyempurnakannya lagi. Walaupun air mata telah habis terkuras, darahpun ikut keluar deras, bahkan ruh ini nyaris lepas, tetaplah takdir ada ditanganNya. Allah swt telah menilai bagaimana kita bersikap atas rezeki yang telah Allah berikan, sampai Ia putuskan apakah bersyukur atau kufur sikap kita atas rezeki itu. Sebab Allah mengerti betul akan amal dan hati kita.
Allah tidak pernah zholim kepada makhluknya dan tidak pernah mengingkari janjiNya. Bersyukur merupakan sikap yang patut kita tunjukan kepada Allah swt, melalui hati, ucapan, perbuatan, serta menjaga dan merawat atas nikmat yang telah Allah anugerahkan itu. Kufur nikmat merupakan sikap yang patut kita hindari, yang mungkin saja itu kita ungkapkan dengan hati, ucapan, perbuatan serta perusakan atas nikmat itu sendiri yang telah ada pada kita. Bersyukurlah maka nikmat akan ditambahNya, jangan mengkufurinya karena adzab Allah sangatlah pedih.
Ruang Tanya Jawab
T : Bagaimana bentuk adzab bila kita mengkufuri nikmatNya?
J : Tentu Allah yang mengetahui hal ini. Namun pelajaran yang kita dapatkan
dari sejarah masa lalu orang-orang yang kufur nikmat, cukuplah untuk membuka
hati dan fikiran kita.
Mohon maaf bila beberapa pertanyaan belum dapat ditayangkan, mengingat banyaknya pertanyaan yang diterima serta keterbatasan ruang.
Ust. Baihaki Muslim
Pengasuh Klinik Bani SaidArsip Hikmah Baihaki