Filosofi Bulan Ramadhan
Diposting oleh Admin pada Sen, 10/04/2023 15:34 WIB


 Berbicara mengenai bulan Ramadhan, terdapat banyak wujud ibadah sebagai suatu pendekatan diri kepada Allah yang dapat dilakukan, yaitu diantaranya puasa, shalat tarawih, membaca Al-Quran, dan lain sebagainya. Masing-masing atas cara itu, sebelumnya sudah pernah penulis bahas, selaras dengan pemaparan akan pembahasan unsur filosofisnya. Namun, penulis belum sempat memaparkan bahasan filosofi bulan Ramadhan itu sendiri. Sebab itu, dalam kesempatan kali ini penulis tak akan memberikan bahasan yang sama seperti sebelumnya, melainkan membahasnya secara lebih general atas keberadaan bulan Ramadhan itu sendiri.

 

Filosofi bulan Ramadhan

Tak lupa untuk memulai pembahasan dengan melemparkan bermacam-macam pertanyaan terkait tema utama untuk kemudian dapat membantu kita untuk mendistribusikan pikiran dalam mencapai tujuan hasil pembahasan yang diharapkan. Pertanyaan pertama, apa itu bulan Ramadhan? Mengapa Allah SWT. menyampaikan perintah kepada umatnya terkait ibadah di bulan Ramadhan pada tiap tahunnya? Apa tujuan-Nya?

Secara etimologinya, kata “ramadhan” berasal dari akar kata bahasa Arab ramida atau ar-ramad dengan menyangkut arti “menghanguskan” atau “kekeringan”. Menurut Imam Al-Qurthubi, melalui tafsirnya ia menjelaskan bahwasanya dinamakan bulan Ramadhan sebab bulan itu menggugurkan (bersinonim dengan menghanguskan) dosa-dosa dengan amal saleh. Demikian, titik kausalitas atas fenomena bulan Ramadhan telah ditemukan, yaitu bagaimana Allah SWT. tahu pasti akan ciri umatnya yang tak luput dari dosa dapat dikotak-kotakan menjadi suatu penyebab dan sebab itu Allah SWT. bermaksud memberikan kesempatan atas umatnya untuk membersihkan diri dari dosa dengan melakukan segala rupa ibadah di bulan Ramadhan dapat dikotak-kotakan menjadi suatu akibat.

 

Melihat benang merah yang ada menyertai perintah beribadah di bulan Ramadhan, ini semua tentang pemberian kesempatan yang besar dari Allah SWT. kepada umatnya untuk kembali pada-Nya. Kembali dalam upaya mendapatkan kasih sayang-Nya serta hal lain yang dapat diperoleh melalui pelaksanaan kewajiban-kewajiban-Nya. Ibadah shalat, membaca Al-Quran merupakan contoh atas tindakan untuk kembali pada-Nya.

Ini semua juga tentang pemberian pembelajaran dari Allah SWT. kepada umatnya untuk mendapatkan pemahaman yang utuh mengenai kehidupan dan hal yang berkaitan dengan peribadatannya. Pembelajaran juga terkait dengan petunjuk atas-Nya untuk menuntun umat-Nya dalam keselamatan di dunia dan akhirat. Puasa, menunaikan zakat, dan membantu memberi makan bagi yang membutuhkan merupakan contoh atas rupa pembelajaran yang diberikan-Nya.

(sumber: https://kalsel.kemenag.go.id/Kemuliaan Ramadhan Vs Makna Idul Fitri)


Artikel ini sudah dibaca oleh : 216 pengunjung



Whistle Blower System