Itulah mungkin ungkapan yang tepat dari seorang isteri yang mencoba bertahan
dalam derita air mata selama 5 tahun hidup membina rumah tangga yang juga belum
di anugerahi buah hati. Bermula dari pertemuan seorang ibu paruh baya yang mendatangi
seorang wanita yang cantik dan pintar untuk memintanya menjadi istri bagi puteranya
yang memang keduanya pernah saling mengenal.
Harapan yang besar dan cerita panjang pun disampaikan oleh ibu ini untuk meyakinkan wanita tersebut agar mau menjadi isteri bagi puteranya. Wanita itu memaklumi bagaimana perasaan dan harapan yang tulus seorang ibu, namun ia tetap harus mempertimbangkan dan memberikan keputusannnya. Dan menanggapi penyampaian ibu itu, sang wanita menyampaikan sikapnya bahwa ia belum mau menikah atau belum mau menjadi isteri siapapun. Mengetahui sikap wanita ini, sang ibu pun dengan penuh harap dan permohonan yang mendalam terus-menerus memintanya hingga akhirnya wanita itupun bersedia menjadi isteri dari putranya yang memang sebelumnya ia telah mengenal karakter baik dan buruknya putera ibu tersebut.
Sang wanita yang telah menjadi seorang isteri ini pun senantiasa berbuat yang terbaik untuk melayani sang suami. Dengan tulus ikhlas mengerjakan tugas-tugas rumah tangga, mempersiapkan kebutuhan suami untuk bekerja, dan mematuhi serta melaksanakan segala apa yang diinginkan oleh sang suami. Sang isteri tak boleh lagi bekerja, tak boleh keluar rumah tanpa seizinnya, tak boleh mengeluarkan uang sepersenpun tanpa izin suaminya bahkan sang isteri tak boleh menelponnya, kecuali dalam keadaan darurat. Walau dengan kondisi seperti itu sang isteri tetap saja masih mentaati dan setia kepada sang suami.
Hingga ditahun pernikahan yang ke 5 ini konflik bermunculan. Sang isteri bicara namun tak di dengar, sang isteri tidak bersalah namun disalah-salahkan, sang isteri mengajak tersenyum dan menyapa hangat namun dibalas dengan cemoohan dan ketidak ramahan. Sang suami asik selalu dengan dunianya saja, bermain HP dari waktu kewaktu bahkan sampai di atas tempat tidur.
Ruang Tanya Jawab
T : Apakah pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah diatas?
J : Baiknya sebuah rumah tangga tentu salah satunya karena baiknya cara dan
jalinan komunikasi antara anggota didalam sebuah rumah tangga itu sendiri.
Mohon maaf bila beberapa pertanyaan belum dapat ditayangkan, mengingat banyaknya pertanyaan yang diterima serta keterbatasan ruang.
Ust. Baihaki Muslim
Pengasuh Klinik Bani SaidArsip Hikmah Baihaki