Ada pepatah dalam masyarakat kita yang berbunyi "Keindahan itu seperti
pelangi, adanya diatas kepala orang lain". Bila kita melihat pelangi
memang seperti itu selalu berada diatas kepala orang lain, bukan diatas kepala
kita. Pepatah itu bermakna, kebanyak manusia kurang mensyukuri nikmat yang telah
Allah swt berikan. Selalu saja melihat kekurangan diri dan melihat kelebihan orang
lain.
Yang sakit selalu melihat yang sehat, yang cacat selalu melihat yang sempurna, yang buruk rupa selalu melihat yang cantik, yang miskin selalu melihat yang kaya, yang berjalan selalu melihat orang yang berkendaraan, yang memiliki motor selalu melihat orang yang memiliki mobil, dan selalu seperti itu dalam memandang urusan dunia. Hingga akhirnya banyak manusia yang hasut, iri dan dengki dengan rezeki orang lain.
Jangan iri dengan rezeki orang lain. Jika sikap iri yang selalu kita kedepankan, maka akan mematikan hati dan kreatifitas. Alangkah baiknya bila kita cari tahu bagaimana caranya atau proses orang itu berhasil seperti sekarang ini. Ikuti langkah-langkahnya yang positif, siapkan mental baja seperti yang dahulu ia rasakan dalam menggapai keberhasilan, bekerja keras dan manfaatkan waktu. Tidak patah semangat bila terjatuh, dan tidak mengurungkan niat bila terhalang.
Jangan dengki dengan kehidupan orang lain. Jika sikap dengki yang selalu kita kedepankan, maka kita akan senantiasa sakit hati bila orang ditambah kenikmatannya oleh Allah swt. Perlu kita renungi, sepertinya memang orang tersebut bahagia dengan segala kekayaannya, tapi sebenarnya tidak selalu seperti itu. Karena bahagia bukan terletak pada apa yang dimilikinya tapi terletak pada kelapangan dan kebahagiaan hatinya.
Tak heran bila kita mendengar suara tangisan di rumah megah, suara canda bahagia di gubuk tua. Tak heran bila kita melihat wajah yang murung keluar dari mobil mewah, wajah yang sumringah dari tukang becak. Itulah keadilan Allah swt yang senantiasa menambah nikmatNya bagi hamba-hambanya yang senantiasa bersyukur. Nikmat hati yang senantiasa bersyukur.
Ruang Tanya Jawab
T : Jadi seperti apa sebaiknya kita memandang urusan dunia?
J : Sebagaimana tuntunan Rasulullah saw, untuk kita melihat kebawah akan urusan
dunia agar senantias bersyukur dan melihat keatas untuk urusan akhirat, agar
semangat beribadah.
Mohon maaf bila beberapa pertanyaan belum dapat ditayangkan, mengingat banyaknya pertanyaan yang diterima serta keterbatasan ruang.
Ust. Baihaki Muslim
Pengasuh Klinik Bani SaidArsip Hikmah Baihaki