Bila kita melihat orang-orang dahulu, sepertinya mencari jodoh itu mudah walau
dengan metode “Dijodohkan orang tua” namun memang akhirnya dapat
hidup bersama, langgeng dan bahagia serta di karuniai banyak keturunan. Dan
bila melihat perjodohan di zaman digital ini, sepertinya menggunakan metode
yang lebih singkat dan praktis “Suka sama suka” maka jadilah ia
hidup bersama namun akhirnya mudah juga melepaskannya.
Memang jodoh itu sesuatu hal yang unik. Ada yang mengejar-ngejar, namun yang dikejarnya malah menjauh. Yang tidak sengaja berkenalan, akhirnya saling mendekat. Yang sepertinya sudah pasti dan mantap untuk menikah, menjelang waktunya timbul keraguan hati. Yang awalnya diragukan, akhirnya pasti pernikahannya. Bila telah menikah maka yang tidak biasa menjadi biasa lagi, yang tidak ternilai menjadi begitu berharga. Yang mungkin dahulu ia membencinya sekarang sangat mencintainya. Yang dahulu sangat mencintainya, sekarang di campakkannya.
Maka yakinlah, bahwa bicara jodoh itu bukan bicara seberapa lama kita telah mengenalnya. Bukan seberapa seringnya menjalin komunikasi kepadanya. Bukan seberapa akrab dan dekatnya kita padanya. Bukan seberapa kita hormati dan patuh kepada orang tuanya. Bukan seberapa besar harta yang kita berikan untuknya. Bukan seberapa besar pengorbanan dan perhatian yang telah kita perbuat untuknya.
Bicara jodoh, adalah karena keyakinan kita pada-Nya. Seberapa besar kepasrahan dan keridhoan kepada takdir-Nya. Seberapa besar kita memohon pada-Nya. Seberapa besar ikhtiar kita untuk mendapatkan izin-Nya. Seberapa ikhlasnya tatkala yang kita harapkan ternyata diberikan ganti menurut versi-Nya.
Maka bagi yang masih dalam penantian, dekatilah Allah swt, mohonlah ridho dan petunjuknya untuk dipilihkan-Nya jodoh yang terbaik. Bagi yang telah Allah pilihkan jodoh, maka peganglah, jagalah dan hiasilah dengan akhlak yang baik dan nilai-nilai agama untuk menggapai ridho-Nya.
Ruang Tanya Jawab
T : Apakah cukup berdoa selalu dalam menanti jodoh kita?
J : Tentu dengan doa dan diiringi dengan ikhtiar yang syar’i. Dan dengan
mempertimbangkan kriteria yang dianjurkan Rasulullah dalam memilih jodoh dengan
mengutamakan agamanya.
Mohon maaf bila beberapa pertanyaan belum dapat ditayangkan, mengingat banyaknya pertanyaan yang diterima serta keterbatasan ruang.
Ust. Baihaki Muslim
Pengasuh Klinik Bani SaidArsip Hikmah Baihaki