Cinta hadir karena perkenalan. Umumnya manusia mengetahui siapa pencipta alam semesta ini, siapa yang berkuasa untuk menghidupkan dan mematikan, siapa yang mampu menjatuhkan kekuasaan orang yang tengah berkuasa dengan sekejap mata, siapa yang mampu mengangkat orang dalam kemuliaan padahal dimata manusia ia manusia tersingkirkan, dan siapa yang sanggup menghancurkan seluruh jagat raya ini dan menghidupkan seluruh manusia yang telah mati dalam sekejap.
Namun manusia tidak semuanya mengenal sosok yang serba Maha ini, Dia-lah Allah swt yang esa, yang seluruh makhluk bergantung pada-nya, yang tidak beranak dan tidak pula di peranakan, dan tidak ada satupun yang menyerupai-Nya. Mari mengenal-Nya dari kekuasan-Nya, keadilan-Nya dan kasih sayang-Nya, untuk menghadirkan cinta kita pada-Nya.
Cinta bersemi karena perhatian. Setelah mengenal-Nya selanjutnya adalah memberikan perhatian atas keinginan-keinginan-Nya. Keinginan-Nya adalah manusia hanya menyembah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya, melalui jalan yang telah ditetapkan-Nya dalam kitab suci dan mengikuti bimbingan para utusan-Nya di muka bumi ini. Ia menginginkan kemudahan bagi manusia dalam beribadah kepada-Nya dan tidak ingin menyulitkan. Karena Ia ingin cinta kita mudah bersemi kepada-Nya.
Cinta bertahan karena kesetiaan. Cinta yang telah hadir dan bersemi ini agar di pertahankan dengan kesetiaan kita pada-Nya dan jalan yang telah di tunjukan-Nya. Tata cara kehidupan yang telah diberikan-Nya dan telah kita jalani selama ini, tetaplah untuk senantiasa kita pegang erat-erat.
Cinta-Nya janganlah dipertanyakan lagi, salah satu bentuk cinta-Nya kepada manusia adalah Ia menurunkan ujian bagi manusia. Agar manusia mengetahui seberapa besar kadar kecintaan manusia itu kepada-Nya. Maka tentu bermacam-macam sikap dan perilaku manusia dalam menghadapi ujian dari-Nya ini. Dengan demikian tahulah diri ini akan kadar cinta kita pada-Nya.
Walau bertubi-tubi ujian itu menimpa kita, silih berganti datang dengan bentuk dan tingkatan ujian yang beragam, rayuan dunia yang menyilaukan, namun tetaplah untuk memilih setia kepada-Nya.
Ruang Tanya Jawab
T : Bagaimana perinsip kita untuk menghadapai ujian ini, agar tetap setia pada-Nya?
J : Segala bentuk ujian yang datang kepada kita adalah dengan se-izin-Nya. Tidak mungkin sesuatu itu akan menimpa kita tanpa izin-Nya. Maka ridholah dan ketentuan-Nya.
Mohon maaf bila beberapa pertanyaan belum dapat ditayangkan, mengingat banyaknya pertanyaan yang diterima serta keterbatasan ruang .
Ust. Baihaki Muslim
Pengasuh Klinik Bani SaidArsip Hikmah Baihaki